Pada tanggal 23 Agustus 2024, delegasi Institut Teknologi Del, Wakil Rektor III, Humasak Simanjuntak, dan Dekan Fakultas Bioteknologi, Merry Margrita menghadiri pertemuan Sesi Keempat Komite Bersama Pusat Konservasi, Penelitian, dan Inovasi Tanaman Obat Indonesia-China (“The Fourth Session of Joint Committee of Indonesia-China Base for Conservation, Research and Innovation of Medicinal Plants) yang dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama dengan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Republik Rakyat Tiongkok (NDRC), di Kota Haikou, Provinsi Hainan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat kerjasama antara Indonesia dan China yang berfokus pada pengembangan penelitian dan inovasi di bidang tanaman obat, serta promosi konservasi lingkungan yang berkelanjutan.
Pada pertemuan ini, Prof. Yongping Yu dari Zhejiang University mengajukan rekomendasi Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) sebagai “National Quality Control Center for Medicinal Plants” yang sangat relevan dengan roadmap penelitian di TSTH2, khususnya dalam pengembangan standar dan protokol tanaman obat di Indonesia, mulai dari proses hulu (petani) sampai hilir (industri). Prof. Yongping juga menyoroti dua komoditas unggulan, yaitu Frankincense (Kemenyan) dan Dragon Blood (Jernang), sebagai fokus awal penelitian. Tak hanya itu, ia melihat potensi integrasi dengan standar Obat Tradisional China (TCM) yang telah mendunia.
Dr. Merry Margrita, dalam paparannya, menekankan bahwa penelitian yang baik harus diterjemahkan ke dalam aplikasi praktis. Ia menyerukan kolaborasi erat antara ilmuwan, pembuat kebijakan, dan industri untuk memastikan hasil penelitian bisa diimplementasikan. Dua komoditas endemik Indonesia, Kemenyan (Styrax paralleloneurum) dan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium D.C ), menjadi fokus utamanya. Kedua tanaman ini bukan hanya memiliki manfaat medis, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat lokal dan penting dalam upaya konservasi.
Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis. Salah satunya adalah inisiatif penelitian bersama yang fokus pada standar kualitas tanaman obat dan pembelajaran tentang produk turunannya. Inisiatif ini akan dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang akan dibahas lebih lanjut. Delegasi Indonesia juga berkesempatan mengunjungi beberapa pusat penelitian dan perusahaan farmasi terkemuka di China, termasuk Hainan Branch of the Institute of Medicinal Plant Development, Kangzhi Pharmaceutical Co., Ltd dan Hainan Pharmaceutical Co., Ltd.
Pada kegiatan ini, delegasi dari Indonesia juga mengunjungi Hainan Branch of the Institute of Medicinal Plant Development (Pusat Penelitian Tanaman Obat Gaharu) dan beberapa perusahaan obat di china seperti: Kangzhi Pharmaceutical Co., Ltd. dan Hainan Pharmaceutical Co., Ltd.
Pada kegiatan ini, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Pengelolaan Lingkungan Dan Kehutanan, Nani Hendiarti, didampingi tim dari kemenkomarves, perwakilan Kementerian Luar Negeri, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Institut Teknologi Del, akademisi, peneliti, serta Yayasan Satria Dharma Setia. Sedangkan delegasi RRT dipimpin oleh Mr. CHEN Shuai, Deputy Director General of the Department of International Cooperation of NDRC, serta dihadiri oleh Mr. Ding Hui sebagai Walikota Haikou, pemerintah lokal Kota Haikou, akademisi, dan perwakilan dari sektor swasta. Kerjasama ini membuka peluang besar bagi kedua negara dalam mengembangkan sektor tanaman obat dan mendukung upaya konservasi lingkungan yang berkelanjutan.