IMG20220613074700

Pada hari Rabu 22 Juli 2022 Prodi S1 Teknik Elektro Kembangkan sebuah rancangan produk teknologi pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle, UAV) yang dapat digunakan untuk membantu proses pencarian korban bencana. Prinsip kerja dari produk teknologi ini adalah memanfaatkan sensor pendeteksi gerakan korban pada sebuah daerah bencana. Melalui gerakan yang terdeteksi, posisi korban kemudian dapat ditentukan dan dapat dipantau melalui situs web.

Produk teknologi yang berhasil dibangun tersebut telah diselesaikan oleh 3 orang mahasiswa dari Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi Del. Adapun produk teknologi tersebut dibuat oleh mahasiswa atas nama Joy Damanik, Imanuel Sitanggang, dan Fajar Hutabarat yang berada dibawah bimbingan langsung oleh 2 orang dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Del, yaitu Bapak Albert Sagala, S.T., M.T, dan Bapak Guntur Petrus Boy Knight, S.T., M.T.

DSC03721

Produk Teknologi yang telah berhasil dibangun tersebut bernama Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Design for Disaster Victim Search and Rescue (SAR) Operation using Wireless Sensor Network (WSN) Localization. Produk teknologi ini terdiri atas 3 sistem utama  yaitu sistem UAV, sistem sensor dan sistem pemantauan.

IMG20220613074700

Sistem UAV dirancang berbentuk Quadcopter, Sistem sensor yang digunakan untuk mendeteksi korban terdiri atas 10 buah sensor Passive InfraRed (PIR) dan sebuah komputer mini Raspberry Pi 4 untuk memproses datanya.

Operator akan menentukan jalur terbang UAV dan daerah yang akan diamati oleh UAV, kemudian UAV akan secara otomatis melakukan pengamatan pada daerah bencana, pengamatan tersebut dilakukan dengan mengamati adanya gerakan korban pada sebuah daerah bencana. Data tersebut diproses untuk menentukan posisi korban pada daerah bencana. Posisi korban yang telah berhasil ditentukan dapat dilihat oleh operator melalui website monitoring. Untuk menentukan posisi korban pada daerah bencana, metode lokalisasi wireless sensor network (WSN), yaitu triangulasi, digunakan dalam penelitian ini.

Pemilihan penggunaan sensor PIR dalam mendeteksi korban adalah karena pemrosesannya yang mudah dan cepat sehingga posisi korban dapat ditentukan dengan waktu yang singkat. Sensor PIR merupakan sensor yang mampu mendeteksi perubahan radiasi inframerah di lingkungan sekitarnya. Kemampuan sensor  PIR ialah dapat mendeteksi sejauh 7 meter dengan lebar pandang sebesar 120 derajat.

Pengujian akhir produk teknologi ini dilakukan di lokasi lapangan hijau Institut Teknologi Del, lokasi ini dipakai untuk menyimulasikan kondisi bencana luar ruangan yang luas. Pengujian dilakukan dengan menempatkan 12 titik pendeteksian yang akan dikunjungi oleh UAV dan menempatkan satu korban pada suatu lokasi sembarang.

foto BA web

Hasil yang diperoleh yaitu sistem mampu mengudara dan melakukan pendeteksian di seluruh titik pendeteksian dengan total waktu 14 menit  20 detik, dan posisi manusia yang diasumsikan sebagai korban telah berhasil ditentukan, dan hasilnya ditampilkan pada website monitoring.

Hasil Monitoring

Berdasarkan penelitian ini, sistem Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Design for Disaster Victim Search and Rescue (SAR) Operation using Wireless Sensor Network (WSN) Localization sangat cocok untuk dikembangkan lagi agar siap digunakan untuk membantu proses pencarian korban bencana yang dilakukan oleh tim SAR.