IMG_2144

Pada hari Kamis 19 November 2020, Institut Teknologi Del meluncurkan pengoperasian Laboratorium berbasis additive manufacturing. Laboratorium yang diberi nama “Lab Desain Produk dan Inovasi (Desprin)” ini mengusung konsep teknologi manufaktur yang menggunakan data dan perangkat lunak computer-aided-design (CAD) atau pemindai objek 3D untuk mengarahkan perangkat keras untuk mendeposisikan material, lapis demi lapis, dalam bentuk geometris yang presisi.

Teknologi additive manufacturing saat ini memainkan peranan yang sangat besar dalam persaingan industri global. Geometri kompleks, komponen ringan, dan proses produksi yang cepat adalah beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh additive manufacturing yang mana hal ini tidak dimungkinkan dalam teknologi manufaktur konvensional.

Ketua Tim Pembangunan Lab Desprin,  Benedikta Siboro, MSc dalam laporannya mengatakan bahwa fasilitas teknologi  ini diadopsi dari model lab riset dan pengembangan produk yang berkembang pada industri manufaktur termutakhir saat ini, seperti di Winteq Astra Otoparts, dimana benchmarking terhadap lab ini dilakukan pada awal tahun 2020. Sementara smart classroom adalah konsep yang diadopsi dari benchmark yang dilakukan di Teknik Industri Universitas Indonesia yang dalam proses pengembangan lab ini perancangan fasilitas dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa Program Studi Sarjana Manajemen Rekayasa dalam kerangka tugas akhir.

IMG_2119Fasilitas utama yang dimiliki oleh Lab Desprin ini antara lain adalah 7 unit 3D printer dengan teknologi Fused Deposition Modeling (FDM) dengan dimensi mulai dari 20cm x 20cm x 20cm hingga 100cm x 100cm x 100cm yang menggunakan material polimer termoplastik Poly Lactic Acid (PLA). 3D printer ini terhubung dengan perangkat keras komputer berkecepatan tinggi dengan layar monitor yang mendukung tampilan grafis beresolusi tinggi NVIDA GeForce GTX. Untuk perangkat lunak desain, laboratorium ini menggunakan Computer Aided Design (CAD) SolidWorks 2020. Disamping memiliki fasilitas teknologi mutakhir pendukung additive manufacturing, lab ini juga didukung dengan konsep smart classroom, dimana ruang kelas didesain dengan stasiun-stasiun kerja modular yang ergonomis dan fleksibel untuk relay-out secara cepat sebagai ruang diskusi, ruang ekshibisi dan ruang pembelajaran. Fasilitas-fasilitas ini diperoleh atas kerjasama Yayasan Del dengan PT Astra International.

Dekan Fakultas Teknologi Industri IT Del, Dr. Yosef Manik, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Industry 4.0 telah mengakibatkan disrupsi dalam berbagai hal, diantaranya adalah pergeseran terhadap keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Mengantisipasi disrupsi ini Institut Teknologi Del telah mengambil langkah progresif, salah satunya ialah menginkorporasi pengetahuan dan keterampilan additive manufacturing ke dalam struktur kurikulumnya, khususnya Kurikulum Program Studi Sarjana Manajemen Rekayasa. Dengan adanya Lab Desprin ini, mahasiswa Institut Teknologi Del memperoleh kesempatan untuk belajar metodologi Design Thinking dan familiar dengan teknologi additive manufacturing yang mutakhir. Prof. Togar Simatupang dalam sambutannya menekankan agar Lab Desprin ini juga menjadi pusat penelitian desain-desain produk yang dapat dihilirisasikan dalam skala komersil dan menjadi salah satu pusat diseminasi inovasi teknologi desain bagi masyarakat luas.

Peluncuran laboratorium ini dihadiri secara virtual oleh Ketua Pengurus Yayasan Del, Patuan Simatupang dan Ketua Senat Akademik IT Del, Prof. Roberd Saragih. Hadir pula secara virtual, Corporate Communication General Manager PT Astra Internasional, Boy Kelana Soebroto, dan Ketua Grup Astra wilayah Medan, Sutadi. Dalam sambutannya Boy Kelana mengatakan bahwa komitmen Astra untuk menjadi milik yang berharga bagi bangsa ditunjukkan dalam partisipasinya mengembangkan pendidikan tinggi khususnya dalam hal penguasaan teknologi.