Laguboti, 30 Januari 2019, Mahasiswa IT Del menerima Kuliah Umum dari Bapak Suharso Monoarfa, beliau merupakan seorang pengusaha dan politikus yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat pada Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009-2011. Bertempat di Auditorium IT Del yang di hadiri oleh mahasiswa IT Del dan materi yang dipapar oleh Suharso Monoarfa yakni perangkap pendapatan menengah (middle income trap) merupakan sebuah istilah untuk negara yang masyarakatnya terjebak di pendapatan menengah.
1
 
Indonesia saat ini disebut sebagai negara yang masuk dalam kategori tersebut sejak 1985. Bank Dunia mencatat dalam sejarah ekonomi dunia, dari 101 hanya 13 negara yang berhasil keluar dari perangka pendapatan menengah menjadi negara maju berpenghasilan tinggi. Menjadi pertanyaan besar, apakah Indonesia mampu terbebas dari perangkap pendapatan menengah?
 
Asian Development Bank (ADB) menunjukan bahwa jangka waktu perangkap negara berpendapatan menengah adalah 42 tahun, dengan ciri tingkat investasi rendah, pertumbuhan sektor manufaktur rendah, diversifikasi terbatas dan kondisi pasar tenaga kerja buruk. Sejak 1985, Indonesia masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah. Artinya untuk terbebas dari middle income trap, dibutuhkan waktu hingga 2027, yakni untuk mencapai pendapatan per kapita di atas USD12.476. BI menilai agar Indonesia bisa keluar dari perangkap pendapatan menengah, maka transaksi berjalan (current account) Indonesia harus surplus. Selama ini transaksi berjalan Indonesia masih defisit. Jika Indonesia ingin keluar dari jebakan tersebut maka harus diimbangi dengan kerja yang sangat keras dengan melihat sejarah 10 tahun terakhir.
 
Menyikapi tantangan ini, Mantan Menteri Suharso Monoarfa akan menyampaikan pandangan bagaimana Indonesia keluar dari perangkap pendapatan menengah untuk menjadi negara maju. Pelajaran akan dilakukan dengan pengalaman pembangunan di Tiongkok. Beberapa ide supaya Indonesia bisa keluar dari perangkap pendapatan menengah, antara lain peningkatan jumlah angkatan kerja berpendidikan dan mahir teknologi informasi untuk memacu peningkatan produktivitas dari bonus demografi, pembangunan infrastruktur perkotaan termasuk perumahan yang tepat, efektif dan efisien untuk mengakomodasi urbanisasi, peningkatan investasi di sektor industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah komoditi termasuk energi dan barang modal untuk meningkatkan kandungan dalam negeri, serta peningkatan investasi pada ekspor padat karya.
Tantangan untuk dunia Pendidikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan keahlian tenaga kerja serta kebijakan meningkatkan kualitas dan relevansi lulusan sekolah kejuruan maupun lulusan perguruan tinggi.
DSC_0242 DSC_0289 DSC_0295 DSC_0313