Dalam dua hari, 17 dan 18 Pebruari 2017, tim DracOs berkunjung ke kota gudeg Yogyakarta. Kali ini untuk memenuhi undangan dari MOSIC 2017 dan Himpunan Mahasiswa Magister Teknik Informatika (HM2TIF), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, sebagai pembicara pada topik “Between Us and DracOs”. Tema yang diambil dalam kegiatan seminar yang berlokasi di auditorium UAD Kampus 3 Yogyakarta ini adalah “Pengenalan dan Pemanfaatan DracOS dalam Forensika Digital”.

Pukul 08.00 audotorium sudah dipadati lebih dari 130 peserta yang berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Ponorogo, Surakarta, dan Ternate. Video pembuka acara seminar (https://www.facebook.com/jlcnate.zit/posts/1863598650592594) diputar sambil menunggu peserta yang belum datang. Setelah semua lengkap, acara di buka dengan pembacaan ayat – ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan sambutan oleh Bp. Sunardi (Kaprodi MTI UAD). Pengenalan digital forensic atau yang diterjemahkan menjadi Forensika Digital, dipaparkan oleh Bp. Imam Riadi (Kabid NetKom) mengawali seminar secara resmi.

Pada kesempatan ini, salah satu alumni IT Del, bernama Bapak Alex Tobing S.Tr.Kom diundang sebagai pembicara untuk seminar di tanggal 17 Februari dan pembicara untuk workshop di tanggal 18 Februari. Berikut adalah biodata pembicara (Bapak Alex Tobing S.Tr.Kom) https://www.facebook.com/masykuralatief.sst/posts/1537712696243523

Pada seminar ini, Alex Tobing (Developer dracOs), mengupas buku “Capture the Flag & Hacking Kioptrix Server”. Salah satu buku yang sangat laris (BEST SELLER tentang cara menyadap dan mencuri data rahasia di server komputer. Pembahasannya sendiri sangat akurat dan tuntas, mulai dari pengenalan target, mencari celah target, membobol target, dan menghilangkan jejak pencurian yang kita lakukan. Buku ini ditulis oleh Bapak Alexander Lumbantobing (Cyber Security Research, Pendiri IBT Sub Reg Tobasa), Bapak Albert Sagala (Dosen Keamanan Jaringan di Institut Teknologi Del), dan Bapak Zico Ekel (Professional IT Security, Pendiri Dracos)ini dikupas secara sederhana, menarik, dan mendidik.

Pada akhir seminar hari pertama , tim pengembang dracOs juga mengajak audiens untuk tak hanya menjadi pengguna, tetapi juga berperan serta mengembangkan pengetahuan di ranah Forensika Digital. Diharapkan, DracOs bukan hanya menjadi sistem operasi alternatif namun juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan ilmu Forensika Digital.

Pada hari kedua , kegiatan acara berpindah dari auditorium ke Lab Komputer UAD Yogyakarta. Berbeda dengan hari pertama, kegiatan pada tanggal 18 Februari 2017 dari pukul 08.00 sampai 15.45 ini lebih merupakan workshop bagi peserta. Karena keterbatasan tempat, pesertanyapun dibatasi hanya 40 orang.

Pada workshop ini, Alex Tobing (Developer DracOs), mensosialisasikan dan memberikan pembelajaran kepada masyarakat umum, pentingnya kewaspadaan kita dalam mempergunakan kecanggihan teknologi terkhusus Smartphone Android. Pada kesempatan ini terdapat 3 poin yang dipelajari. Poin pertama yaitu kesadaran bahwa terdapat Undang – Undang ITE dan KUHP yang mengatur segala kejahatan yang berhubungan dengan teknologi informasi.

Poin kedua yaitu belajar teori dan demonstrasi bagaimana cara melakukan penyadapan data dan akses penuh terhadap Smartphone Android orang lain. Akses penuh yang dimaksud adalah akses terhadap SMS, Contact, Log Telp, File (Dokumen, Music, Video, Gambar, dll), Camera (depan, belakang), GPS, dan lain – lain. Dengan kata lain, poin kedua ini akan menunjukkan betapa mudahnya orang jahat (yang memiliki kelebihan dalam hal ilmu komputer) untuk mengambil alih seluruh fungsi yang ada pada Smartphone Android kita. Orang jahat tersebut dapat dengan mudah membaca SMS pada HP kita yang mungkin mengandung informasi finansial (Rekening Bank, Saldo, PIN ATM, dll).

Poin ketiga yaitu mengajarkan bagaimana caranya agar Smartphone Android kita tidak dapat dikendalikan oleh orang jahat.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk dapat mengamankan Smartphone Android. Seperti misalnya:
• melakukan update system android,
• menginstall antivirus,
• tidak sembarang menginstall aplikasi,
• menggunakan virustotal.com untuk memeriksa apakah aplikasi yang akan kita install itu mengandung virus atau tidak.

Menurut Bapak Danang Sukantar, pengajar di UAD Yogyakarta, dracOs merupakan aset bagi negara. Pengembangan dan originalitas DracOS sebagai produk asli Indonesia, memungkinkan untuk digunakan dalam pertahanan negara ataupun dalam bidang pendidikan seperti Forensika Digital (Sumber: https://www.facebook.com/da.ar.14/posts/10210495060711018). Sedangkan menurut Radar Jogja sebagai salah satu media local yang besar, DracOs sangat berpotensi membantu memerangi dan mengurangi penyebaran berita hoax, karena dapat digunakan untuk melacak dan menangkap para pelaku cybercrime. (Sumber: https://www.radarjogja.co.id/dracos-kembangkan-aplikasi-untuk-forensik-digital/)
“Acara ini sangat menarik baik dari sisi ilmu yang diperoleh maupun hadiah dari sponsor. Hadiah yang diberikan sangat banyak dan seru,” kata Resa Candra, salah satu peserta acara dua hari ini. Resa berharap pengalaman dan ilmu dari seminar dan workshop ini dapat bermanfaat untuk banyak orang.(Sumber: https://marisharingilmu.wordpress.com/2017/02/17/pengalaman-mengikuti-seminar-dracOs-linux-2017-di-jogja/)

Catatan:
1. Buku”Capture the Flag & Hacking Kioptrix Server” sudah dapat dipesan di https://bukalapak.com/alex101, atau menghubungi Bapak Alexander (https://www.facebook.com/alexandertobing101), atau di toko-toko buku di daerah anda.
2. Informasi, foto dan video lebih lengkap silahkan cek di: https://www.facebook.com/IBTeamTobasa/posts/989145091218311

16807046_1863558327263293_3024562308343853612_n